Mr.Francis Light adalah orang
Inggris pertama yang menduduki Pulau Penang di Selat Melaka. Pulau ini disebut
juga Pulau rinces of the Wales.Ia menikah dengan Puteri Raja Kedah.Menurut dia,
asal usul Orang Melayu adalah dari Selat
Melaka. Namun sebenarnya adalah para petualang dari Sumatera yang terbentuk
melalui Exodus Orang Pattani dan
Siam.Kedatangan Ninik yang ke empat di Hulub Kampar, yang kemudian dikenal
dengan gelar adat Datuk Rajo Di Balai, tidak terlepas dari anggapan ini, walau
pun penduduk asli sangat percaya dengan sejarah Kuno mereka yang bersumber dari
hikayat dan legenda, tetapi bukanlah menjadi suatu bukti tentang asal usul
suatu bangsa, karena sejarah di Sumatera lebih banyak bersumber kepada
catatan-catatan china dan laporan penjajah Belanda, dan mereka bukanlah orang
Sumatera.
Patut di ingat, bahwa
perkembangan orang Melayu di Sumatera di dalam Abad ke XI, tidak terlepas dari
exodus orang Melayu di Selat Malaka, ketika Tumasik didirikan orang-orang
Melayu dari Palembang yang kemudian menyebar ke wilayah pesisire trimur selat
Melaka. Dalam perkembangan yang tidak lama , wilayah ini didiami berbagai Ras
Orang Siam mendiami bagian Utara dan bagian pedalaman sebelah utara di huni
oleh orang Pattani, yakni camuran orang Melayu dan Orang Siam. Dibeberapa
tempat mereka bercampur dengan orang Bugis, mendekati wilayah Selangor.
Orang-Orang Minangkabau di semenanjung Malaya dinamai dengan Suku menurut
daerah asal mereka. Di pedalaman Melaka, menurut William Marsden, ada satu
kerajaan bernama Rembou yang menerima langsung sistim pemerintahan dari
Minangkabau. Berkemungkinan apa yang disebut Rembou adalah termasuk dalam
wilayah Negeri Sembilan ketika ini. Di wilayah itu, masih menurut William,
mereka mempunyai bahasa dengan dialek khusus. Mereka mengganti a/ dengan o/ atau ar/ dengan au/ serta r/ menjadi ou/ atau r menjadi gh.. di ujung
kata. Seperti dalam kata amba menjadi
ambo, atau Kampar menjadi kampou...Orang menjadi Ughang.dst. Istilah Rembou,
adalah karena disana pemukiman penduduk asli memakai atap dari daun Rembou (
Rumbio, sejenis Palem) yang tumbuh di rawa-rawa muara Sungai.
Dalam hal Migrasi orang Melayu ke
selat Melaka, dapat dibuktikan dari beberapa tulisan para ahli sebelumnya,
antara lain; Buku Taju Assalatin, atau
Makuta segala raja-raja, dan Sulalat
Assalatin, atau penurunan Segala Raja-Raja, pola migrasi yang diuraikan dalam
Maleishe spraak Kunst, tulisan G.H. Werndly, terdaftar dalam Malayan authors.
Atau dalam Asiatic Researches Volume X, lihat Dr.Leyden dalam buku, The
Langguage and literature of the Indo – Chinesse Nations.
Berbagai sumber ini menunjukkan
bahwa pola migran orang Melayu ke semenanjung Melaya di masa yang lalu adalah
dari Selatan sumatera. Sebagaimana juga disebutkan dalam bagian tulisan saya
sebelumnya, bahwa moyang Orang Minangkabau bermula dari keruntuhan wangsa
Syailendra di Palembang yang kemudian gagal menundukkan Srilangka dan kembali ke Kedah.
Dalam perjalanan kembali ke Kedah, ia meninggal di kota Nakon, yang sampai Hari
ini namanya diabadikan di Sritamarat, sebuah nama kota di pesisir Timur Teluk
Benggala, yang bagian utaranya di duduki orang Siam. Percampuran orang Melayu
dengan Orang Siam di sini sangat mungkin terjadi dan melahirkan koloni yang
disebut Pattani.Negeri Pattani mempunyai sejarah yang cukup lama, jauh lebih lama dari
negeri-negeri di semenanjung Melayu seperti Malaka, Johor dan Selangor.
Sejarah Pattani merujuk kepada kerajaan Melayu Tua .meliputi daerah pantai timur semenanjung, mulai dari Senggora, Pattani,
Kelantan sampai ,Terengganu, termasuk juga kawasan utara negeri Kedah. Orang Melayu di Pattani, berasal dari Sumatera.
Perjalanan ke Pattani, tidak saja menempuh jalur maritim di pantai Timur Sumatera .tetapi juga melalui kaum migran Minangkabau. Seperti terlihat dalam
sumber-sumber Sejarah Lisan Minangkabau dan Tambo, bahwa asal usul nenek Moyang
orang Minang salah satunya dari
Singuntang Mahameru. Wilayah ini adalah adalah gunung yang terdapat di
Selatan Sumatera yang dalam abad ke X dikuasai Raja-Raja di Gunung wangsa
Syailendra, dinasti raja-raja Indra.Francis Light mengibaratkan bahwa asal usul
orang Melayu sama seperti orang lain, Setiap Raja adalah keturunan dari para
Dewa dan orang-orang yang muncul dari lautan. Pernyataan ini, indentik dengan
uraian sumber-sumber lisan, sejarah kuno Minangkabau yang kemudian dibuktikan
secara empirik, bahwa Raja yang dimaksud adalah Maharaja Indra, yang disusul
kemudian oleh putra Raja Chola, Sangsapurba dalam tahun 1030M. Nama yang
terakhir ini menaklukan juga kerjaan
Panai tahun 1030-1032M melalui Kampar dan kemudian Kawin dengan putri Suri
Dirajo 1038M.Merekalah yang disebut sebagai asal usul dua Tokoh Legendaris
pencetus adat Minangkabau Datuk Perpateh Nan sebatang dan Datuk Ketumanggungan.
Dalam Kronik sejarah Raja-Raja
Tumasik dapat diketahui bahwa di wilayah Gunung Mahameru terjadi perubahan
kekuasaan antara pemimpin suku asli
Demang Lebar Daun, masih dalam keluarga Syailendra dengan Tribuana Tungga Dewa. Akibat
perseteruan itu,Dalam Tahun 1160 Demang
lebar Daun telah pindah ke Semenenjung Melaya dan mendirikan wilayah pemukiman
baru di Tumasik ( Singapura Sekarang) Sementara itu, masyarakat Melayu asal
Minangkabau yang berniaga antara Kampar,Koto Lamo, Patapahan telah lebih dahulu
meneroka negeri di pedalaman Semenanjung Melaya dalam wilayah kuasa kerajaan Rembou
seperti diungkapkan William Marsden.Wilayah dimaksud adalah Muara sungai Linggi
yang ketika itu masih banyak terdapat kubangan Gajah. Orang-orang Minangkabau
menyebutnya ALUR GAJAH ( tempat lalu rombongan Gajah).Perubahan konsonan U/
menjadi O/ dan sampai saat ini tetap disebut kota ALOR GAJAH.Di wilayah pesisir
barat Semenanjung Melaya.
Tidak dapat di ingkari bahwa
antara tahun 1088 M karena wilayah Panai penghasil Kamper, telah di kuasai oleh
Sri Maharaja dari Chola yang masuk dari Hulu Kampar setelah mendirikan negeri
Mungkal, sementara sumber emas di wilayah Padang Lawas,Tapanuli Selatan, dan
termasuk juga selingkar Gunung Gadang menjadi Basis Maharaja Indra, maka
lalulintas perniagaan pun menjadi
berpindah antara sungai Barumun di utara ke wilayah Rokan dan Kampar. Perhubungan
ini menjadi lebih mudah karena memiliki wilayah transit yang banyak, antara
Koto Lamo, melewati sungai Lolo,menyusuri anak Sungai Batang Limpasi,untuk
sampai ke Simelenggang dan Mungkal. Wilayah ini dialiri oleh Sungai Sinamar
yang bermuara ke Hulu Kampar. Perlu diketahui bahwa semua anak-anak sungai di
kawasan ini, akan bermuara ke Hulu Kampar dimana hasil –hasil hutan dari
pedalaman Minangkabau dimuat disitu.Tempat transit ke Hulu Kampar dari Sungai Lolo, di Utara. Dari Buo dibagian
Selatan, dan dari Batu Hampar dibagian Barat, akan bertumpu di satu negari yang
disebut Nagari TIGO BATU.
Francis Light warga Orang Inggris
pertama yang mengenal suku Melayu di Penang, adalah suami putri Raja Kedah yang
sebelumnya pernah ditaklukan oleh Chandra Banhu, ayah Maharaja Indra. Dari
hubungan ini, sangat mungkin bahwa Francis Light amat mengenal watak perantau
orang Melayu yang disebutnya sebagai Petualang. Istilah yang digunakan sebagai
petualang sangatlah mungkin, apabila dicermati bahwa untuk keluar dari Muara
Kampar, mesti melalui sebuah kampong yang bernama Bono , disitu diwaktu
tertentu akan ada ombak sungai yang besar berlawanan arah.Untuk melayari sungai
Kampar dan sampai ke Selat Melaka di masa dahulu bukanlah hal yang mudah, oleh itu
diperlukan pengetahuan khusus navigasi sungai dan mengetahui waktu-waktu
tertentu adanya Gelombang Sungai yang disebut Bono.
Gelombang terbesar terjadi
di Tanjung Perbilahan, yang terbentuk karena bertemunya Bono yang sudah
terbentuk di kanan-kiri Pulau Muda. Kedalaman sungai di sekitar terjadinya
ombak Bono tidaklah dalam, hanya sekitar 1-2 meter dengan bagian-bagian alur
tertentu yang mempunyai kedalaman 10-15 meter untuk alur lewat jalur
transportasi kapal. Hanya saja alur dalam tersebut selalu berpindah-pindah
akibat pergeseran dasar sungai karena adanya ombak Bono. Yang bisa
mencapai ketinggian 4-5 meter dengan ditandai sebelumnya dengan suara gemuruh
yang hebat.Sehingga, bagi kapal-kapal yang mau melewati daerah ini untuk keluar
dari Kuala Kampar harus menggunakan orang yang menjadi pengarah yang ketika ini disebut "tekong"
untuk menunjukkan alur yang bisa dilewati kapal.
Gelombang itu merupakan
salah satu peristiwa alam. Terjadinya sebuah gelombang besar yang layaknya
terjadi di tengah laut, namun ini terjadi di sebuah sungai air tawar. Akibat
benturan tiga arus air yang berasal dari Selat Melaka, Laut Cina Selatan dan
Aliran air Sungai Kampar. Akibat benturan ini, menjadikan gelombang air di
muara sungai Kampar membesar
Namun begitu Orang-orang dari
Pedalaman Minangkabau, dari Simelanggang, Mungkal, yang akan melayari Sungai Kampar di Zaman
dahulu, sebelum adanya orang yang disebut “ tekong” telah melalui Ombak Bono. Mereka terlebih
dahulu berkumpul di wilayah TIGA BATU, dari tempat ini biasanya akan menunjuk
satu orang pemimpin yang memiliki pengetahuan khusus tentang Ombak Bono . Orang
yang demikian dijuluki LAKSAMANA. Sekaligus diangkat sebagai seorang pemimpin
bergelar Datuk di wilayah transit TIGO BATU..
Dahulu, Orang sering ditantang dan
diuji ketangkasannya dengan menunggangi gelombang bono. Siapa yang berhasil
menakklukkan gelombang yang sangat tangguh tersebut maka akan dianggap sebagai
sosok yang sakti dan memiliki kekuatan terbaik. Penghulu demikianlah yang akan
menjadi pimpinan dalam ekspedisi Niaga dari pedalaman Minangkabau sampai
Semenanjung Melaya
William Marsden dalam hal ini,
telah membuktikan bahwa hubungan perniagaan antara pedalaman sumatera, orang
Minangkabau ke semenanjung melaya telah berlangsung sebelum tahun 1160. Selain
itu, sejarah Putri Saadong dari wilayah Pattani, justru memastikan hubungan
antara negerinya dan Minangkabau telah bermula sejak tahun 1100 M. Dari kedua
kenyataan itu saya berkesimpulan bahwa percampuran antara orang Siam dan orang
Melayu dari keturunan kelompok Syailendra telah berlansung selama kurang lebih
60 tahun lamanya untuk selanjutnya berkembang ke arah semenanjung Melaya bagian
selatan seperti di buktikan william Marsden pada tahun 1160M.
Lalulintas perniagaan antara
Semenanjung Melayu dan Minangkabau seperti diatas membawa pengaruh disepanjang
aliran Sungai Kampar. Ombak Bono, akan memilih waktu yang tepat dan aman.
Pemilihan waktu seperti ini menghendaki adanya satu wilayah transit yang baru
di sepanjang sungai. Mungkin dengan alasan ini, muncul kawasan transit baru
yang disebut Palalawan sambil menunggu air sungai menjadi tenang untuk dapat
meneruskan perjalanan ke Muara. Ketika itu hanya ada satu Penghulu andiko Adat
dari Mungkal yang menetap di Kampar Kanan, bergelar Datuk Rajo Kondai yang menduduki
wilayah negari Durian Tinggi. Dari situ juga dapat ditempuh perjalanan sungai
ke Muara Kampar .Dalam kondisi yang demikian perkembangan wilayah ke Kampar
kiri dibentuk 40 orang Andiko melengkapi penghulu andiko yang sudah ada dengan
satu orang penghulu tertingginya bernama Datuk Rajo Di Balai. Dengan begitu
posisi di wilayah kampar, memiliki 1 orang pimpinan tertinggi dan 44 orang
penghulu andiko. 4 orang diantaranya bertempat tinggal di Kampar.
Sementara itu, di dalam masa yang
bersamaan antara tahun 1050 – 1160M, yakni selama 110 tahun lamanya, penduduk
di Pariangan anak cucu Srimaharaja dan Indo Jolito telah berkembang.
Perkembangan ini, dalam bentuk uraian yang tersendiri akan di perinci pada
kesempatan yang lain.Namun demikian, seperti diketahui bahwa pola pemimpin kaum
di Minangkabau adalah pemimpin adat yang dipimpin seorang penghulu adat. Orang-orang
Mandailing dan Chaniago yang sampai ke wilayah Merapi telah membentuk koloninya
sendiri. Dalam sistim kaum yang dipimpin seornag penghulu bernama MOGEK. Kaum
ini mengusai perniagaan Lada di wilayah pedalaman yang ikut berniaga ke
Palalawan , Kampar, dan terus ke Semenanjung Melaka, melalui sungai Sinamar,
Buo dan Gobah.Dari situ, mereka telah bergabung dengan rombongan yang ada di
TIGO BATU. Sebelum masuk wilayah Pangkalan Koto Baru.
Adalah amat menarik di simak,
bahwa sistim perniagaan yang demikian telah berlansung sampai tahun 1208 M ke
wilayah Semenanjung Melaka. Dari Muara Kampar Menyeberangi Selat Melaka dan memasuki
muara sungai Linggi untuk seterusnya menyusuri anak Sungai dan menetap di Rembou.
Barang-Barang Niaga di perdagangkan di tumpuk disana. Sebelum di niagakan kePusat
perniagaan Tumasik.
Orang Tumasik ketika itu di
pimpin Turi Buana.Merupakan bandar perniagaan yang ramai ( kini Singapura).Namun
Para penggantinya kemudian, sampai kepada Raja Iskandarsyah tidak dapat
mempertahankan Tumasik dari serangan Raja-raja Majapahit.Dalam Tahun 1252M Iskandarsyah menyingkir ke pesisir Utara
Semenanjung Melaya dan kemudian mendirikan negeri MELAKA, Ia menamakan negeri itu
Melaka karena disana banyak tumbuh pohon Melaka ( Myrabolanum) dan meninggal di
sana pada tahun 1274.M. Ia digantikan oleh Megat, seorang pemimin dari Tanah
Minang yang hanya berkuasa selama 2 tahun saja. Malaka kemudian, dalam tahun
1276M dipimpin raja Islam yang pertama, Sultan Muhammadsyah. Sementara Megat
telah berundur ke sebuah kawasan pedalaman dekat Rembou, dengan menamakan negri
itu UJUNG TANAH.
Seperti di ungkapkan
Prof.Dr.Slamet Mulyana dalam bukunya Sejarah Sriwijaya, bahwa kebiasaan Orang
Melayu dalam menempati tempat baru ialah dengan memberi nama temat baru itu
dengan tempat darimana ia berasal. Mungkin dengan anggapan demikian, kita dapat
mengerti bahwa yang di maksud Ujung Tanah di Melaka, sama asalnya dengan Ujung
Tanah di tanah asalnya. Ketika kita melihat tanah asal Megat Pagaruyung, maka
perlu di lihat dimana sebetulnya Ujung Tanah yang dimaksud.
Bahwa berdasarkan sumber-sumber
Lokal di Minangkabau, Gunung Sahilan terletak di wilayah Kampar kiri, dalam
rentang kendali andiko 44 Kampar.Wilayah ini mempunyai pertalian dengan negeri
Kuntu, Lipat Kain, Muara Lembu dan terus ke hulunya di negeri Unggan,
bersempadan dengan negeri Singinggi dan Si Bayang atau Payung Sekaki. Walaupun
penduduk disini berasal dari Kampar Kanan, tetapi ia berada dalam hubungan patrilinial
ke Bukit Batu Patah, Godam. Orang Mandailing yang ada di sana, berhubungan
langsung dengan Tanjung Bungo, Mbonang. Mereka menyebut Ber Ujung Jumbai ke
Tanah Mati, Berujung Tanah ke Naning Alor Gajah dan Rembau. Menjadi jelas disini, apa yang disebut Ujung Tanah,
adalah negeri Naning yang sekarang dikenal di Melaka. Pada masa itu,
Simelenggang merupakan pelabuhan muat.
Saya berkesimpulan bahwa apa yang
diasebut dalam Tambo Naning di Melaka, dimana perhubungan dengan wilayah
Minangkabau telah Di mulai dalam tahun yang awal sekitar tahun 1200 M memiliki
alasan-alasan yang kuat. Di wilayah Melaka, apa yang dimaksud Rembao, adalah
wilayah adat Rembaw, yang ketika ini masih mengamalkan adat Perpateh dalam
kawasan kerajaan Negeri Sembilan. Megat, kemudian telah berkembang menjadi kaum
di Naning, dan menjadi Datuk Penghulu Naning yang Pertama.
coin casino: Best online casinos to play with bitcoin
BalasHapusOnline Casinos that provide 제왕카지노 real money casino games หารายได้เสริม are not available on any online 인카지노 casino. You can play coin casino games for free and real money,
Borgata Hotel Casino & Spa - Dr.MCD
BalasHapusBorgata 계룡 출장마사지 Hotel Casino 양산 출장안마 & 울산광역 출장안마 Spa in Atlantic City offers an unparalleled travel experience 성남 출장샵 that permeates every room. From 전라남도 출장안마 designer boutiques to fine dining,